Kadar nikotin di kuku jari dapat memprediksi kanker paru-paru


          Diambil dari dailydose.righthealth.com. Sebuah penelitian yang menarik telah di publikasikan di the American Journal of Epidemiology. Penelitian tersebut menyebutkan bahwa kadar nikotin yang dilihat dari potongan kuku jari kaki dapat memprediksi resiko seseorang terkena kanker paru-paru. Para peneliti dari Universitas California San Diego & Harvard School of Public Health mengatakan bahwa penelitian yang mencoba untuk mengetahui jumlah rokok yang dikonsumsi, melalui pelaporan sendiri oleh pasien tidak dapat mengukur secara akurat paparan karsinogen (zat pemicu kanker) & cenderung meremehkan efek samping dari merokok.

          Oleh karena itu, para peneliti mencoba melakukan penelitan dengan menggunakan potongan kuku jari kaki & menemukan bahwa pada orang yang mempunyai kadar nikotin paling tinggi di kuku nya beresiko 3,75 kali lebih besar untuk menderita kanker paru-paru, tanpa melihat laporan riwayat merokoknya.

          Para ilmuwan menggunakan potongan kuku jari kaki karena kuku tumbuh dengan lambat & seiring dengan waktu, dapat menyediakan ukuran kadar nikotin yang lebih stabil dibandingkan air liur ataupun urin. Analisa kimia semacam ini sebenarnya bukanlah hal yang baru. Sebelumnya analisa rambut telah digunakan secara luas dalam bidang forensik & ilmu keracunan lingkungan untuk mendeteksi paparan bahan kimia di tubuh.
Kalsium dan Glukosamin untuk Kesehatan Tulang dan Sendi
             Susu mengandung kalsium yang sangat baik untuk kesehatan tulang, terutama untuk menjaga tulang dari bahaya osteoporosis atau pengeroposan tulang. Kesadaran mengenai pentingnya kalsium bagi kesehatan tulang mulai tumbuh di masyarakat, hal ini dapat dilihat dari makin meningkatnya kesadaran masyarakat untuk mengkonsumsi susu sebagai sumber kalsium secara rutin, mulai dari anak-anak hingga orang lanjut usia.

           Tetapi untuk menunjang pergerakan tubuh yang optimal, selain memiliki tulang yang sehat juga harus didukung oleh persendian yang sehat. Sendi sendiri adalah suatu penghubung antara ruas tulang yang satu dengan ruas tulang lainnya. Sedangkan Fungsi sendi adalah untuk memungkinkan terjadinya pergerakan diantara kedua tulang. Mengenai jumlah serta jenis pergerakan yang dapat dilakukan oleh sendi, tergantung dari jenis persendiannya.


Contoh sendi sinovial di lutut :


Contoh sendi yang mengalami kerusakan

           Saat tubuh bergerak & beraktifitas, maka sendi-sendi akan mengalami penekanan. Terutama saat berjalan, menaiki/menuruni tangga ataupun mengangkat beban berat. Semakin berat aktifitas yang dilakukan, maka penekanan terhadap sendi juga akan semakin berat.

        Salah satu penyakit yang dapat menyerang persendian adalah osteoarthritis, yaitu suatu penyakit degeneratif kronis yang menimbulkan rasa nyeri akibat kerusakan tulang rawan yang terletak antara tulang & sendi. Apabila kerusakan tersebut tidak juga ditangani, dapat mengakibatkan bantalan pada sendi hilang sehingga tulang akan saling bergesekan. Hal ini akan membuat sendi terasa kaku & sakit. Osteoarthritis disebut penyakit degeneratif kronis karena biasanya terjadi dalam waktu lama pada lansia sebagai bagian dari proses penuaan, meskipun penyebabnya dapat juga karena faktor lain.

           Bila osteoarthritis sudah terjadi dalam tahap yang berat, dapat menyebabkan kecacatan karena belum ada penyembuhannya. Obat-obat yang digunakan biasanya hanya untuk menghilangkan/mengurangi gejala yang dirasakan. Oleh karena itu pencegahan merupakan hal yang penting untuk dilakukan, supaya tidak terkena osteoarthritis.

           Salah satu senyawa yang banyak digunakan untuk menjaga kesehatan sendi adalah glukosamin. Glukosamin sendiri adalah senyawa pembangun pada tulang rawan, yang berfungsi sebagai bantalan pada ujung tulang & mencegah terjadinya keretakan tulang saat bergerak. Glukosamin tidak terdapat dalam jumlah cukup pada makanan & harus disintesa sendiri oleh tubuh. Kemampuan tubuh untuk mensintesa glukosamin juga dapat berkurang seiring dengan bertambahnya usia, oleh karena itu pada orang lanjut usia, lebih mudah untuk terkena osteoarthritis.


           Salah satu cara untuk menjamin ketersediaan glukosamin dalam tubuh adalah dengan mengkonsumsi glukosamin. Saat ini sudah banyak tersedia suplemen yang mengandung glukosamin di pasaran, baik yang berbentuk tablet, kapsul, krim oles. ataupun susu dengan tambahan kandungan glukosamin didalamnya. Susu yang mengandung glukosamin ini dapat mempunyai manfaat ganda, yaitu kandungan kalsiumnya dapat menjaga kesehatan tulang serta mencegah terkena osteoporosis, sednagkan kandungan glukosaminnya dapat menjaga kesehatan persendian & mencegah terkena osteoarthritis.

           Yang perlu diperhatikan adalah, suplement tersebut sebaiknya dikonsumsi secara rutin & teratur, karena bersifat untuk menjaga kesehatan & mencegah terkena penyakit. Sehingga di masa tua nanti, kita dapat tetap sehat & aktif bergerak tanpa mengalami gangguan, baik pada tulang maupun persendian.


Defisiensi Besi dapat Mengganggu kecerdasan Anak


         Persoalan mengenai gizi terutama pada anak masih menjadi kekhawatiran di Indonesia. Menurut riset kesehatan dasar (Riskesdas ) tahun 2010, prevalensi gizi buruk di Indonesia adalah 4,9 % sedangkan prevalensi gizi kurangnya mencapai 13 %. Permasalahan gizi yang terjadi di Indonesia adalah : kurangnya energi & protein (kurus & pendek), kurang vitamin A, kurang yodium, anemia gizi besi & kelebihan gizi (overweight & obesitas).

         Anemia sendiri adalah berkurangnya kadar hemoglobin di tubuh dibandingkan dengan nilai normalnya sesuai kelompok usia. Anemia yang disebabkan karena kekurangan besi atau anemia defisiensi besi (ADB) merupakan jenis anemia yang paling banyak terjadi di Indonesia. Anemia defisiensi besi ini dapat menyerang anak di setiap kelompok usia, meskipun kelompok usia yang paling tinggi adalah balita (0-5 tahun). Prevalensi anemia defisiensi besi pada bayi & balita menurut survey kesehatan rumah tangga (SKRT) yang dilakukan pada tahun 2001 adalah 47 %.

           Sedangkan prevalensi anemia defisiensi besi yang terjadi pada ibu hamil, masih menurut survey yang sama adalah sebesar 40,1 %. Anemia yang terjadi pada ibu hamil ini juga menjadi kekhawatiran khusus karena ibu hamil yang mengalami anemia akan beresiko untuk melahirkan anak yang juga mengalami anemia.

             Banyak faktor yang dapat membuat anak mengalami kekurangan besi, diantaranya adalah asupan nutrisi yang tidak seimbang, cepatnya perumbuhan saat bayi & remaja, mengalami cacingan dll. Besi dibutuhkan oleh tubuh untuk pembentukan hemoglobin. Hemoglobin sendiri merupakan unsur penting didalam sel darah merah yang berfungsi untuk mengikat oksigen. Jika kadar hemoglobin berkurang, maka oksigen yang dihantarkan oleh sel darah merah ke seluruh tubuh juga akan berkurang.

          Menurut dr. Soedjatmiko, Sp.A (K), MSi, “anak yang kekurangan besi pada masa bayi memiliki resiko gangguan pertumbuhan & perkembangan jangka panjang yang lebih serius, seperti gangguan kognitif (kecerdasan) & perilaku anak. Hal ini karena kekurangan besi sejak anak dalam kandungan sampai berumur 2 tahun akan mengganggu perkembangan cabang-cabang & sambungan (sinaps) antara sel-sel otak. Selain itu, kekurangan besi sejak bayi juga akan menghambat pembentukan zat neurotransmiter yang penting untuk pengendalian emosi, pemusatan perhatian & perilaku anak. Kekurangan besi juga dapat mengganggu pembentukan selubung syaraf (mielin), yang penting dalam kecepatan berpikir anak”.

Pengaruh Nutrisi, Kasih Sayang dan Stimulasi pada Jumlah sel dan Percabangan Sel-sel Otak


             Akibatnya adalah anak akan mengalami gangguan pengendalian emosi, perubahan temperamen, sulit memusatkan perhatian, lambat dalam menerima & memproses informasi, mengalami gangguan daya ingat & kelambatan dalam proses pembelajaran yang berakibat pada rendahnya kecerdasan & gangguan perilaku, demikian penekanan dari dr. Soedjatmiko.

              Untuk mencegah anemia defisiensi besi yang dapat menyebabkan hal-hal tersebut diatas, sudah dapat dimulai sejak bayi dilahirkan. Misalnya melalui pemberian ASI secara eksklusif pada bayi (untuk ibunya dianjurkan untuk mengkonsumsi makanan yang cukup mengandung besi, sehingga ASI yang dihasilkan juga cukup mengandung besi), kemudian diikuti dengan pemberian makanan yang bergizi, pemberian suplementasi besi & stimulasi bermain dengan penuh kasih sayang. Makanan yang diketahui mengandung besi terutama berasal dari protein hewani seperti daging merah, hati & ikan. Selain itu ada juga beberapa jenis sayur serta kacang-kacangan yang juga mengandung besi.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar